Hak Tak Terpenuhi, Guru di Kepulauan Banyak Singkil Masih Mogok Mengajar


Singkil – Guru-guru yang bertugas mengajar di Pulau Banyak dan Pulau Banyak Barat (PBB) sampai hari ini, Jumat (7/4/2017), masih mogok mengajar.

Malah, sejumlah perwakilan guru dari berbagai sekolah dengan mengenakan baju dinas PGRI, pagi tadi, terlihat bergerombolan di lokasi SMA Negeri 1 Pulau Banyak.

Mereka melancarkan aksi protes terkait dengan uang tunjangan guru terpencil yang sampai saat ini belum ada kejelasan dan tanggapan serius dari pemerintah.

“Sampai hari ini, tak seorang pun pihak berkompeten datang ke Pulau Banyak dan menemui kami. Karena itu tiada kata lain, kami tetap mogok mengajar dan siap memboikot UN. Kami ingin kejelasan dan kepastian dari pemerintah,” ujar Syaripuddin seorang guru dalam aksi itu.

Sesuatu yang aneh, tambah Syaripuddin, di kepulauan ini terdapat Guru Garis Depan (GGD) dan Guru (SM3T). Tetapi kepulauan ini tidak termasuk sebagai daerah terpencil.

“Ada apa di balik ini? Apa alasannya daerah ini dinyatakan berkembang sehingga kami tak terdaftar sebagai Guru 3 T,” tegas Syaripuddin dengan nada tanya.

Guru-guru, menuntut Kementerian Perdesaan (Kemendes) agar meninjau ulang status pulau banyak sebagai daerah berkembang. Karen ini berimplikasi pada status kami sebagai guru.

Kepada Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan (Kemendikbud) guru-guru yang berada daerah terluar Indonesia, supaya turun ke Pulau Banyak. Menyaksikan bagaimana keadaan kepulauan banyak sebenarnya.

Dalam aksi protes, selain para guru berorasi dan meneriakan yel-yel sembari membawa karton yang bertuliskan sejumlah tuntutan.

Mereka juga, melakukan aksi gantung baju PGRI sebagai tanda kekecewaan guru terhadap pemerintah yang belum serius memerhatikan kesejahteraan guru terpencil.

M Najur M Pd, Ketua PGRI Aceh Singkil yang saat ini berada di Pulau Banyak, tidak mampu membendung aksi protes guru-guru itu.

Ketua PGRI, hanya menenangkan dan mengajak guru-guru tetap masuk mengajar dan tidak memboikot pelaksanaan ujian nasional (UN).

“Ayo kembali mengajar. Jangan sampai memboikot UN. Kasihan peserta didik.” tukas Najur dengan nada memelas.

Saat berhadapan dengan guru yang mogok, M Najur mengaku sudah menjalin komunikasi dengan pihak terkait. Senin, (17/4) akan ada rapat dengar pendapat dengan DPRK terkait hal ini.

Sebagaimana beritakan AceHTrend, Rabu (5/4/2017) lalu, ratusan guru SD, SMP, dan SMA yang berada di Pulau Banyak, Kuala Baru, dan Pulau Banyak Barat, Aceh Singkil mogok mengajar.

Karena uang tunjangan guru terpencil yang menjadi hak mereka tak dibayar pemerintah.

Sumber: http://www.acehtrend.co/guru-di-kepulauan-banyak-masih-mogok-mengajar/