Pengertian dan Ciri-Ciri Archaeabacteria


Archaebacteria merupakan kelompok bakteri yang menghasilkan gas Metan dari sumber karbon yang sederhana, uniseluler, mikroskopik, dinding sel bukan peptidoglikon, dan secara biokimia berbeda dengan Eubacteria. Selain itu, sifat Archaebacteria yang lain adalah bersifat anaerob, dapat hidup di sampah, tempat-tempat kotor, saluran pencernaan manusia atau hewan, halofil ekstrem, lingkungan bergaram, serta termoplastik pada suhu panas dan lingkungan asam. Archaebacteria dianggap sebagai nenek moyang dari bakteri yang ada sekarang ini. Archaebacteria mencakup makhluk hidup autotrof dan heterotrof.

Dalam sistem klasifikasi pada sistem enam kingdom, Archaeobacteria termasuk dalam satu kingdom tersendiri. Yang termasuk Archaeobacteria, yaitu bakteri yang hidup di sumber air panas, di tempat berkadar garam tinggi, di tempat yang panas dan asam. 

Archaeobacteria termasuk kelompok prokariotik. Pertama kali diidentifikasikan pada tahun 1977 oleh Carl Woese dan George Fox. Ada tiga kelompok dari Archaeobacteria, yaitu methanogens, halophiles, dan thermophiles.

Ciri-ciri Archaeobacteria 

Archaeobacteria memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 
  • Sel bersifat prokaryotik. 
  • Lipida pada membran sel bercabang. 
  • Tidak memiliki mitokondria, retikulum endoplasma, badan golgi, dan lisosom. 
  • Habitat di lingkungan bersuhu tinggi, bersalinitas tinggi, dan asam. 
  • Berukuran 0,1  µm sampai 15 µm, dan beberapa ada yang berbentuk filamen dengan panjang 200 µm. 
  • Dapat diwarnai dengan pewarnaan Gram.